CaraAtasi Rasa Sakit Hati Karena Cinta Ditolak. Desember 8, 2021 oleh Tim Editorial. Pembahasan tentang cinta memang tidak akan pernah ada habisnya. Memang benar jika cinta akan dapat mendatangkan rasa bahagia dan bahkan perdamaian. Namun, ketika cinta tidak sejalan dengan apa yang diimpikan, maka cinta hanya akan mampu mendatangkan duka Banyak keputusan penting diambil dengan perasaan atau intuisi. Suka atau tidak suka, itulah realitas kehidupan, realitas dunia, dan realitas pada karir apakah lantas perasaan menjadi salah?Menurut saya, tidak salah. Maksudnya begini...Perasaan atau rasa, dapat saya katakan sebagai penentu keputusan akhir dalam banyak hal pada kehidupan nyaris semua dan serasional apapun seorang manusia, dalam memutuskan perkara-perkara apapun, baik kecil maupun besar, pasti melibatkan perasaan dilibatkan dalam konteks dan kadar yang tepat, perasaan bukanlah sesuatu hal yang melulu harus dianggap negatif. Akan lebih tjakeppp lagi jika kita mahir mengkomunikasikan perasaan yang konteks dan kadarnya sudah tepat itu, kepada semua pihak yang berkepentingan dengan keputusan kita contoh, saya mengutip hasil riset sebuah lembaga riset konsumen yang pada waktu itu sedang menelisik preferensi konsumen Indonesia dalam memutuskan pembelian dugaan saya sebelumnya, mayoritas konsumen mobil melakukan pembelian mobil karena didasarkan atas hal-hal yang bersifat intuitif dan melibatkan perasaan, seperti misalnya bentuk & desain mobil, warna mobil, kesaksian kawannya dan orang lain selama menggunakan merek mobil tersebut rasa aman, hingga rasa suka terhadap merek tersebut tanpa alasan yang terlalu spesifik, misalnya karena alasan emosional atau historikal.Sementara itu, mereka yang membeli mobil berdasarkan hal-hal teknis, misalnya fitur, mesin, performa, dan aspek-aspek kuantitatif lainnya; justru berjumlah tidak percaya juga?Cobalah sesekali mengobrol dengan para pebisnis. Memang benar bahwa dalam memutuskan hal-hal yang berbau bisnis, para pebisnis modern banyak menyandarkan pemikirannya pada data ilmiah maupun data misalnya ketika harus memutuskan pilihan partner bisnisnya, mayoritas keputusan mereka diambil berdasarkan intuisi, perasaan atau kecocokan chemistry; tentunya selain atribut kasat mata kuantitatif lainnya yang melekat pada diri sang kandidat partner bisnisnya beberapa pebisnis yang sempat bertukar pikiran dengan saya menceritakan bahwa untuk memutuskan jenis bisnis apa yang akan mereka tekuni pun, mereka banyak melibatkan intuisi atau simply perasaan saja, feeling saja. Mereka suka dengan bidang tersebut atau mereka merasa bahwa akan banyak orang suka dengan apa yang mereka jual dalam bisnis mereka, ya just do it. Sesederhana itu tentunya bukan merupakan sebuah konklusi bahwa dalam memutuskan banyak hal, lantas kita harus melulu menggunakan intuisi atau perasaan tanpa diimbangi dengan akal sehat, rasionalitas, dan logika. Namun harus kita ingat bersama bahwa dari jaman dahulu pun, sudah banyak cerita dimana ketika misalnya seorang perwira utama yang ahli perang memilih perwira bawahan kepercayaannya, faktor intuisi berperan besar dalam menunjang keputusan perwira utama demikian?Karena betapa hebatnya pun keahlian & pengalaman bertempur seorang deputi perwira, jika misalnya ia tidak loyal atau kurang mahir membakar semangat pasukannya, maka semua keahlian dan pengalaman tempur tersebut menjadi tidak ada artinya detasemen pasukan khusus boleh saja memiliki senjata, pelatihan, dan strategi terbaik. Tapi jika itu tidak dilandasi dengan semangat juang yang membara, alias kekurangan faktor "why", maka semua atribut dan kehebatan itu akan sejumlah faktor "why" bersifat emosional, bukan kuantitatif. Misalnya tentara bersedia mengorbankan nyawanya karena kecintaan terhadap Tanah Air, atau segera menyelesaikan misi karena ingin pulang dengan selamat demi menemui Manakah Akar Intuisi Tertanam?Sementara analisa dan rasionalitas berasal dari bagian otak sadar kita, maka intuisi berasal dari otak bawah sadar pernah mendengar pernyataan, bahwa sukses atau gagalnya kehidupan kita, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh pemikiran bawah sadar kita? Psikologi populer menyebutnya sebagai self-talk, alias apa yang selalu kita pikirkan tentang diri sendiri dan apa yang selalu kita katakan pada diri dengan demikian, peran intuisi menjadi penting, atau bahkan krusial, dalam menentukan sukses atau gagalnya perjalanan hidup dan karir kita?Oke, saya berikan gambaran lagi...Kita semua pastinya paham bahwa integritas, kredibilitas, loyalitas, dedikasi, sikap baik, karakter positif, belas-kasih pada kehidupan, kebiasaan baik, budi-pekerti, dan sejumlah keluhuran moral kualitatif lainnya; merupakan hal-hal yang sulit atau tidak dapat diukur dengan metode apapun dan tidak ada saya katakan, keluhuran moral kualitatif itulah yang merupakan akar dari perasaan atau intuisi kita. Mereka itulah yang seharusnya ditanamkan oleh orangtua sejak anak-anaknya masih kecil, karena proses penanaman nilai-nilai luhur tersebut hanya akan efektif ketika dilakukan di masa kecil seorang anak dari itu tidaklah mengherankan jika seringkali kita kesulitan untuk mengubah sifat buruk seseorang menjadi sifat baik, ketika orang tersebut sudah dewasa atau sudah berumur senja."Roh" pengajaran moralitas dari orangtua, bersemayam di alam bawah sadar kita, sedangkan alam sadar kita bertugas untuk memperoleh ilmu dan memproses pengetahuan yang kasat mata dan kuantitatif dari sekeliling dalam pemahaman yang positif, tidak berdiri sendiri tanpa masukan apapun dari "data" pendukung itu, jika perasaan dalam arti negatif tanpa didukung oleh data atau "data", maka itu lebih tepat disebut sebagai sikap emosional atau kata "data" ada yang saya beri tanda kutip?Karena "data" yang saya maksudkan dalam konteks ini adalah "data" yang bersifat kualitatif. Bukan data numerik atau matematis, dan bukan data kuantitatif yang kasat mata, serba terukur, dan dapat dihitung atau saja yang termasuk dalam data kualitatif ini, yang merupakan akar intuisi seseorang ketika menilai sebuah fenomena atau mengambil keputusan penting?1 Pengalaman & Statistik PribadiSeseorang yang lebih sering bertemu dengan berbagai ragam kepribadian manusia lainnya, akan lebih tajam intuisinya dalam menilai sifat & karakter seseorang yang baru dia juga ketika seseorang sudah sering mengalami kejatuhan dalam hidup atau kegagalan dalam karir, intuisinya dalam menilai fenomena atau orang lain, akan lebih tajam.2 Komunikasi VerbalEnergi dan kecocokan itu sederhana saja, yaitu diawali dari kualitas komunikasi, baik secara lisan verbal maupun secara ada berbagai perasaan tidak enak dalam bentuk apa pun ketika berkomunikasi, misalnya gak kunjung nyambung, atau salah satu pihak merasa terlalu di-push atau didominasi; sebenarnya itu sudah merupakan sinyal awal dari ketidakcocokan di masa kelas & kualitas kehidupan kita ditentukan dari kualitas komunikasi yang dapat kita lakukan bersama dengan orang kita pada dasarnya memang menyukai komunikasi yang baik, efektif dan berkualitas; maka dengan sendirinya pergaulan & kehidupan kita akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang juga memiliki kesamaan kecintaan terhadap komunikasi yang baik, efektif dan berkualitas tinggi jam terbang kehidupan seseorang, maka dia akan semakin tajam dalam menilai potensi kecocokan, bahkan cukup dari percakapan tekstual yang intensif saja.3 Komunikasi Non-VerbalJangan salah... karena mayoritas efektivitas sebuah proses komunikasi, justru datang dari komunikasi non-verbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi, dan mikro-ekspresi visual, auditori intonasi, dan sejumlah "isyarat" tak kasat mata lainnya yang dapat dideteksi oleh mereka yang sensitif & peka terhadap detail-detail semacam orang mengatakan bahwa komunikasi non-verbal tidak akurat dan tidak ada dasar akurasi keilmuan komunikasi non-verbal ini sudah sangat lama diakui oleh kalangan psikolog, pakar manajemen resiko, praktisi pemasaran & penjualan, praktisi bisnis, praktisi komunikasi, praktisi HR & rekrutmen, ahli bahasa tubuh, hingga lembaga rahasia dunia dan penegakan hukum sekelas FBI, CIA, NSA dan masih banyak non-visual merupakan aspek yang relatif lebih sulit untuk kita kendalikan, karena berhubungan dengan karakter dasar kita, pola asuh sejak kecil, kebiasaan hidup, dan apa yang ada di alam bawah sadar dengan demikian, komunikasi non-verbal inilah yang lebih jujur mengungkapkan kebenaran tentang lawan bicara kita; tentunya bagi mereka yang memiliki intuisi tajam, perasaan yang peka, dan pengetahuan / pengalaman yang memadai untuk mendeteksi dan Ada Pada Sinergi, Bukan Ekstrimisme Satu SisiDi dunia karir dan rekrutmen, seringkali ada pro dan kontra seputar apakah rekruter atau User sah atau tidak sah dalam menggunakan perasaan, intuisi, atau feeling ketika merekrut para jika kita benar-benar memahami jati diri kita seutuhnya, apakah soal penggunaan hal-hal yang kasat mata dan rasional dengan hal-hal yang tidak kasat mata dan intuitif; tidak perlu menjadi perdebatan apa?Karena kedua hal tersebut dapat bersinergi, alias dapat kita kondisikan untuk rasionalitas dan intuisi berjalan sendiri-sendiri tanpa saling mendukung satu sama lain, justru merupakan awal kegagalan kita dalam memahami human nature yang menilai orang-orang yang terlalu rasional, terlalu analitis, atau terlalu berpijak hanya pada data-data yang kasat mata saja; saya justru merasa harus lebih berhati-hati terhadap mereka, ketika berurusan secara dari pengalaman saya pribadi maupun pengalaman banyak orang sukses yang saya serap kebijaksanaan hidupnya, orang-orang yang terlalu rasional, terlalu matematis, terlalu analitis, atau terlalu kuantitatif; merupakan orang yang tidak dapat diserahi perkara-perkara besar yang melibatkan manusia di mungkin cocok berurusan dengan mesin, data, dan sejumlah hal lain yang berhubungan dengan kuantifikasi. Tapi untuk dapat mengembangkan potensi kepemimpinan dalam diri mereka, itu butuh proses tambahan yang tidak mudah dan tidak lebih fatalnya lagi, masih ada cukup banyak golongan masyarakat yang menilai "orang kuantitatif" ini sebagai orang yang smart, pintar, keren, dan bisa langsung diserahi penugasan ini-itu yang bersifat krusial. Padahal kenyataannya tidaklah sesederhana pikir masyarakat semacam ini wajar saja mengingat warisan masa lalu dalam kebudayaannya, yang terlalu mengagungkan kuantifikasi, engineering, dan atribut-atribut kehidupan lainnya yang kasat mata dan langsung dapat dinilai dengan mudah dari sisi ekstrim lainnya, pribadi yang terlalu mengandalkan feeling atau intuisinya semata tanpa melibatkan pertimbangan-pertimbangan rasional yang kasat mata dan dapat diterima oleh orang lain; juga yang terlalu mengagungkan feeling atau intuisi semata, biasanya dengan mudah terjebak menjadi pribadi yang subjektif, mudah terperangkap dalam Like and Dislike pada orang lain atau anggota organisasi, dan mudah mempercayai gosip atau hoax tanpa melakukan pengecekan-silang pada fakta atau sekali lagi...Segala sesuatu yang ekstrim atau berlebihan, tidak baik adanya. Tidak akan menghasilkan hal-hal yang konstruktif di dalam prosesnya maupun pada ini dan di masa depan, dunia ini semakin membutuhkan pribadi-pribadi yang dapat menyinergikan segala sesuatunya menjadi sesuatu yang konstruktif, produktif, dan siapa pun yang betah berlama-lama berada di dalam pemahaman yang ekstrim akan segala sesuatunya, merupakan orang yang tidak konstruktif, tidak produktif, dan tidak yang Mengikuti Pengabaian Keutamaan ItuDi dunia organisasi, karir, rekrutmen, dan ketenagakerjaan; sebenarnya berlaku sama...Pribadi paling efektif, efisien, dan adaptif; adalah mereka yang mampu menyinergikan berbagai unsur dan fenomena, menjadi satu kekuatan utuh yang konstruktif, produktif, dan di posisi & fungsi apa pun sebuah organisasi atau perusahaan yang terlalu mengagungkan intelektualitas, atribut akademik, dan hal-hal kasat mata lainnya dari mereka yang dia pimpin; akan mudah terjebak atau dijebak oleh hal-hal tidak kasat mata yang dikondisikan oleh orang-orang yang bermaksud tidak baik terhadap pula sebaliknya. Jika pemimpin terlalu tergantung dengan hal-hal tak kasat mata yang sulit diukur atau dikomunikasikan pada orang lain, itu pulalah yang seringkali menjadi kehancuran sebuah organisasi atau bisnis. Kalau pun bisnisnya masih berjalan, organisasi atau skala bisnisnya sulit untuk diperbesar ke tingkatan yang lebih pula dengan rekruter...Rekruter yang terlalu memuja nama kampus, terlalu memuja IPK, terlalu memuja jurusan akademik tertentu, terlalu memuja lamanya kandidat bekerja di suatu perusahaan dan kecemerlangan karirnya, atau terlalu memuja pengalaman kerja...Sesungguhnya merupakan rekrutersaurus...Apakah golongan rekruter semacam ini masih ada? Masih. Apakah mereka akan bertahan menghadapi dunia HR dan rekrutmen di masa depan? Saya sungguh berbahaya juga jika seorang pemimpin perusahaan menempatkan rekruter yang dalam melakukan perekrutan bagi organisasinya, terlalu mengandalkan intuisi hampa atau feeling semacam ini biasanya mudah terjebak oleh kecantikan atau kegantengan fisik kandidat, Like / Dislike berdasarkan kesamaan SARA, kenyamanan semu, atau favoritisme cenderung memilih kandidat yang karakter dan nilai kehidupannya sama dengan sang rekruter, dan mengesampingkan kompetensi.Beruntungnya kita hidup di dunia yang sudah sarat dengan teknologi... bahwa kini pekerjaan merekrut kandidat, juga dapat dilakukan oleh rekruter yang latar belakangnya bukan tidak sedang mengatakan bahwa rekan-rekan jebolan jurusan Psikologi menjadi tidak penting lagi perannya di dunia rekrutmen. Itu salah sebuah ilmu humaniora yang berumur sangat tua dan berakar dari berbagai data, statistik, dan metodologi yang telah teruji; keilmuan Psikologi terbukti dapat merepresentasikan data yang akurat tentang profil seseorang, tentunya selama proses pengujiannya dijalankan dan hasil pengujiannya diinterpretasikan oleh Psikolog Profesi yang latarbelakang akademiknya dapat dipertanggungjawabkan dan jam terbangnya dapat saya ingin katakan di sini adalah bahwa dengan teknologi, justru kehebatan-kehebatan di dunia Psikologi tersebut dapat dikompilasikan dan disistemasikan dalam bentuk perangkat lunak software atau platform aplikasi, yang kini semakin mempermudah banyak rekruter dalam melakukan saja yang dipermudah oleh teknologi tersebut? Kesemuanya. Baik rekruter yang berlatarbelakang Psikologi, maupun rekruter yang berlatarbelakang non-Psikologi. Berkat teknologi dan semakin inklusif-nya bidang Human Resources, dunia rekrutmen semakin diperkaya dengan kehadiran rekruter non-Psikologi, yang seringkali memiliki insight yang tidak kalah menariknya dibandingkan dengan rekan-rekan rekruter dari terutama mempermudah proses pengujian kandidat yang bersifat kuantitatif. Untuk sisi kualitatifnya atau sisi intuitifnya, biasanya rekruter melengkapinya lewat proses hasil pengujian terhadap kandidat tersebut dapat dipandang secara utuh dan menyeluruh, baik objektif-kuantitatif maupun berpikir terlalu negatif ya akan kata "subjektif-intuitif". Selama kita masih berwujud manusia, bukan robot, namanya subjektivitas dan intuisi masih akan hadir di semua proses kehidupan ada manusia yang mengklaim bahwa dirinya murni objektif dan tanpa bias subjektivitas sedikit pun, justru saya malah jadi meragukan akurasi penilaiannya. Mengapa demikian? Karena kita masih hidup di antara manusia dengan segala kompleksitasnya. Bukan kita mampu menyinergikan objektivitas dan subjektivitas tersebut ke dalam penilaian yang utuh dan konstruktif, saya melihatnya justru itulah yang merupakan potret akurat akan profil kepribadian satu cara paling ampuh untuk mendekati objektivtas dalam menilai segala sesuatunya, adalah dengan diskusi bersama beberapa ragam pemikiran dari beberapa kepala. Itulah mengapa bahkan di pengadilan yang terkenal dengan keadilan dan objektivitasnya sekalipun, ada sistem juri dan diskusi antar-hakim. Demikian juga dengan rekruter yang harus berdiskusi jernih bersama User, demi mencapai sinergi terbaik antara objektivitas-kuantitatif dengan juga dengan diri kandidat...Kandidat yang terlalu memuja hal-hal kuantitatif, biasanya mudah terjebak dalam pemikiran bahwa cantiknya CV, tjakepnya Bahasa Inggris di CV padahal kalo conversation gelagapan, kerennya profil LinkedIn mereka, gagahnya nama kampus mereka, atau menakjubkannya jurusan akademik mereka... dapat mengantarkan mereka pada kemudahan mendapatkan pekerjaan dan kemulusan dalam menjalani karirnya...Padahal kenyataannya tidaklah demikian sama sekali... apalagi di jaman krisis koronce begini...Bahkan siapa pun yang tadinya merasa kuat di atas angin bersama jabatan kerennya dan nama besar perusahaannya, kini merana menjadi "bukan siapa-siapa" lagi akibat pandemi yang kita semua alami ini...Para sahabat pencari kerja sekalian...Saya di sini tidak sedang mengejek siapa pun yang terkena efek pandemi. In fact, saya pun termasuk yang terkena efek pandemi. Jadi, kita senasib koq...Saya hanya ingin mengatakan bahwa please please please tanamkan pemahaman yang benar sejak awal, bahwa ke depannya, atribut-atribut kasat mata dan kuantitatif dalam diri seorang kandidat, akan menjadi semakin tidak sepenting di masa depannya, rekruter akan banyak berfokus pada karakter luhur, daya juang resilience, moralitas, ketangkasan dalam proses belajar dan pengembangan diri agile, sikap adaptif, kesediaan untuk going extra miles tanpa hitung-hitungan, dan kemampuan untuk menjalani dinamika penugasan secara individual maupun secara kompetensi, ke depannya, para kandidat yang memiliki konfigurasi T-Shaped Competency akan lebih berpeluang merebut dan membentuk karir-karir impian mereka. Mengenai T-Shaped Competency ini, akan saya bawakan dalam artikel jangan lupa ya... bahwa keaktifan kita di LinkedIn dan betapa kerennya kita dalam membangun Personal Brand secara publik, juga harus diimbangi dengan kualitas jati diri dan kompetensi kita, yang diharapkan dapat memukau rekruter dengan kemampuan analisa secara menyeluruh, baik pada aspek kuantitatif-kasat mata maupun aspek kualitatif-intuitif atas diri "Culture Fit" Salahkah?Cukup banyak organisasi dan rekruter yang mendasarkan pemilihan kandidat pada aspek culture fit, chemistry, alias kecocokan sang kandidat dengan kultur perusahaan hal ini salah?Menurut penilaian saya, tidak salah. Karena apa? Karena kita masih disebut sebagai MANUSIA, bukan kita memimpikan untuk tidak lagi berurusan dengan chemistry, feeling, intuisi, atau culture fit; itu tandanya kita harus berurusan sepenuhnya dengan sebenernya aneh juga sih... karena produsen robot justru melengkapi robot ciptaannya dengan sifat yang - sebisa mungkin - mendekati sifat-sifat kan? Ha ha ha...Di satu sisi, kita sebagai manusia begitu membenci yang namanya chemistry, feeling, intuisi, atau culture fit biasanya karena menjadi korban dari penyalahgunaan istilah-istilah itu oleh orang yang tidak bertanggungjawab; tapi di sisi lainnya, robot-robot yang tercipta, justru dibuat bagaimana caranya supaya semakin mirip dengan manusia beserta sifat-sifatnya seperti halnya pacaran dan pernikahan, urusan culture fit ini memang harus saling cocok satu sama lain, termasuk antara kandidat dengan cocok dengan perusahaan atau atasan kita, seringkali bukan berarti salah kita. Bukan berarti kita bodoh, tolol, goblok, gak berguna, atau apa pun itu narasi-narasi negatif yang kita tanamkan sendiri ke dalam pikiran dan batin kita... bukan... bukan... bukan...Ya sesederhana tidak cocok saja. Titik. Seringkali tidak butuh penjelasan. Tidak semua hal cukup berharga untuk dipertanyakan, dan tidak semua hal cukup berharga untuk kita terus cari yang disukai oleh seorang cowok, belum tentu suka juga dengan sang cowok. Lalu, memangnya itu salah si cewek, karena tidak menyukai si cowok? Ya gak lahhh...Penilaian culture fit memang tidak dapat langsung terbaca secara terang-benderang melalui psikotes atau teknologi. Biasanya ini dapat cukup terbaca melalui wawancara dengan rekruter atau untuk menguji lebih jauh tentang culture fit, paling akurat ya melalui rekrutmen nyata dan masa probation 90 hari. Selama itu, biasanya cukup bagi employer untuk menilai apakah sang kandidat tersebut memenuhi kriteria culture fit atau tidak di ada "Prinsip 21/90", yang mengatakan bahwa butuh 21 hari untuk mengubah kebiasaan, dan 90 hari untuk menjadikan kebiasaan baru tersebut sebagai New Normal dalam keseharian kita. Hal ini berlaku di masa probation yang kita jalani di tempat tidak suka kita harus akui, bahwa perkara culture fit ini seringkali melibatkan perasaan dan intuisi. Sepengetahuan & sepengalaman ini, saya belum pernah menemukan rumus matematika yang dapat secara pasti menilai atau memprediksi apakah seseorang cocok atau tidak cocok di suatu jauh lagi, culture fit juga bersifat dinamis, kontekstual, dan kondisional. Tidak sesederhana cocok atau tidak cocok, melainkan bergantung dengan sejumlah variabel yang kompleks dan saling terkait. Yang tadinya culture fit, bisa jadi di lain waktu tidak lagi culture fit, karena berbagai hal yang apakah urusan culture fit ini dapat terlihat lebih objektif dan dapat dikomunikasikan secara bertanggungjawab di hadapan publik, itu saya setuju. Contohnya atasan yang bersifat sangat dominan, jelas tidak cocok mengepalai anak buah yang juga memiliki sifat sama dominannya. Ini sudah menjadi kebenaran ilmiah di dunia sang atasan itulah yang kemudian harus mengkomunikasikan perihal culture fit ini kepada rekruter, agar rekruter dapat mencari kandidat yang paling mendekati culture fit bersama sang atasan tersebut. Tanpa komunikasi yang baik antara User dengan rekruter, korbannya adalah para kandidat, yang bisa saja menghabiskan banyak ongkos untuk bolak-balik hadir ke proses rekrutmen, tapi akhirnya hanya mendapatkan janji hampa saja karena perkara culture fit yang tidak digariskan secara clear cut sejak awal secara sebuah tim terdiri dari sejumlah orang yang profil culture fit-nya terfokus pada upaya untuk saling melengkapi kelebihan dan saling memitigasi kekurangan satu sama Atasan yang pemalu atau tidak suka berbicara di hadapan publik, yang merekrut anak buah dengan karakter yang lebih berani untuk menghadapi publik. Atau atasan yang cenderung pemarah, sadar akan kekurangannya, dan merekrut "tangan kanan" yang lebih sabar dan bisa menjadi pendengar yang baik bagi anggota pemahaman seperti inilah, istilah culture fit, chemistry, atau kecocokan; mendapatkan reputasi kemudian menjadikan istilah culture fit negatif adalah ketika hal ini dijadikan tameng, alasan, atau pembenaran untuk mengesampingkan hal-hal objektif pada diri seorang kandidat atau peniti karir; atas nama Like and Dislike, atau diskriminasi yang tidak karyawan berprestasi yang telah memberikan banyak kontribusi bagi perusahaan, karirnya bisa mandeg begitu saja, hanya karena dirinya sering berbeda pendapat dengan atasannya, betapa pun perbedaan pendapat itu bersifat objektif dan telah dikomunikasikan secara baik-baik. Atasannya bisa saja mengatakan sang karyawan sebagai "tidak culture fit lagi" dengan dalih culture fit karena unsur SARA. Misalnya, perusahaan yang tingkatan Manager-nya ke atas hanya dapat diisi oleh karyawan-karyawan dari suku, ras, atau agama tertentu; atas nama culture fit dengan apakah yang dapat kita perbuat dengan organisasi atau perusahaan semacam itu, yang membuat jelek reputasi istilah "culture fit"?Tidak ada yang dapat kita lakukan!Karena toh perusahan itu milik mereka, dan kita bukanlah pemegang saham perusahaan kita merasa sudah tidak cocok lagi atau sudah tidak culture fit lagi dengan kepemimpinan atau perusahaan semacam itu, lalu apa yang menahan kita untuk resign kan?Terlalu banyak cicilan sehingga takut resign? Ya itu bukan problem saya, makanya tidak saya bahas di sini, ha ha ha... Malu ah bahas cicilan, wong saya juga banyak cicilan, ha ha ha ha ha...Anyway...Satu hal yang pasti, sebagai karyawan, jangan pernah kita bermimpi untuk mengubah kultur perusahaan. Karena kultur perusahaan bersifat Top-Down, bukan Bottom-Up. Kultur perusahaan pertama kalinya ditentukan dan didikte oleh pemegang otoritas tertinggi dalam organisasi. Bukan yang dapat kita lakukan sebagai kandidat adalah menerima kenyataan, bahwa kompetensi dan pencapaian apa pun yang kita miliki, bisa saja bukan merupakan tiket masuk kita dalam sebuah organisasi, atau bukan merupakan jaminan kemulusan karir kita, hanya karena karakter kita yang tidak culture fit dengan organisasi kenyataan tersebut dengan damai, dan melangkahlah dengan anggun ke peluang, kesempatan, dan organisasi lainnya. Tidak perlu dibawa baper, apalagi sampai ngomel ke media sosial. Karena itu tidak akan mengubah apa padang lain ilalang, dan kita punya sepenuhnya hak untuk menyesuaikan diri kita. Bisa jadi cocok, bisa jadi tidak cocok, dan seringkali itu bukan berdasarkan atas kompetensi atau kecemerlangan kita. Terimalah kita dapat menerima semua dinamika itu dengan hati yang damai, itu saja sudah merupakan 50% penuntasan perjalanan kita menuju konsep pekerja yang agile dan adaptif bagi masa depan dunia karir dan pasangan yang paling kita inginkan dalam hidup pun, belum tentu merupakan yang paling cocok kan, hingga kematian memisahkan? Dulunya setengah mati mengejar-ngejar hingga menikah, ketika sudah menikah, terasa tidak cocok, lalu bercerai. Wajar saja toh? Apalagi di dunia karir yang sarat dengan interaksi bersama manusia sahabat sekalian... sudah jelas ya...Tentang rasa, perasaan dan intuisi yang sedang saya bicarakan di sini, bukanlah yang merujuk pada sesuatu yang sifatnya emosional tanpa kendali, tiba-tiba muncul atau menghilang berdasarkan mood impulsif, atau tiba-tiba dapat berubah tanpa landasan yang dapat dipertanggungjawabkan......melainkan suatu karunia dari Tuhan dan alam ini kepada kita, yang dapat sepenuhnya kita optimalkan dan sinergikan bersama semua instrumen panca indra, pikiran, dan kemanusiaan kita; demi memperkuat jati diri, mengefektifkan proses pencapaian tujuan hidup, dan membentuk perjalanan karir tingkatan yang lebih luhur lagi, perasaan atau intuisi dapat kita gunakan demi memaksimalkan harmoni bersama orang lain, mendesain lingkungan pergaulan kita, atau menghindarkan kita dari hal-hal yang berpotensi untuk mencelakakan kita bisa mengoptimalkan, menyeimbangkan, menyinergikan, dan menyelaraskan perasaan atau intuisi kita dengan objektivitas & rasionalitas kita; dan kemudian dapat mengkomunikasikan semua kecemerlangan itu kepada banyak orang, maka itu akan menjadi kombinasi berkekuatan besar bagi perjalanan kita menuju sukses sejati dalam hidup dan karir yang kita idamkan selama kemampuan kita untuk mengkomunikasikan kecemerlangan dan membangun narasi yang memperlihatkan sinergi terbaik antara objektivitas-rasionalitas dengan subjektivitas-intuisi; itulah yang merupakan fondasi metode komunikasi dengan Storytelling, telah saya jelaskan dengan sangat detail di artikel iniStorytelling Stay True to YourselfMarilah kita terus memberi arti terbaik bagi istilah intuisi, feeling, aura, energi, firasat, chemistry, atau culture fit... dengan menempatkan dan menyinergikan mereka semua itu ke dalam konteks, pemahaman, dan aplikasi yang tepat, konstruktif, dan bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang di sekitar kita. Di mana pun, kapan pun...Hak Cipta Seluruh Foto Ilustrasi Istimewa Envato & Twenty20 Foto Tantangan untuk kuat/pexels.com. Memang keterpurukan ini mungkin akan membuatmu merasa patah atau merasa gagal. Tapi tenang saja, kamu pasti akan pulih dari semua cobaan dan bangkit menjadi orang yang lebih tangguh lagi. Ketika diri terluka, jaringan parut yang berkembang memperbaiki kulit rusak akan memberikanmu kulit baru yang lebih kuat.
2. Putuskan untuk berkata jujur atau tidak Dikutip dari wawancara Women’s Health dengan psikolog Dr. Chloe Carmichael, Anda dapat memilih untuk memberitahu pasangan yang sebenarnya, atau memutuskan untuk menyembunyikannya. Jika perselingkuhan terjadi akibat kesalahan fatal yang Anda perbuat dan Anda takut menyakiti perasaan pasangan, jalan terbaik yang mungkin dapat Anda pilih adalah menutupi kejadian tersebut. Walaupun begitu, Anda harus berkomitmen pada diri sendiri agar perselingkuhan tidak terulang lagi. Bila perlu, Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog untuk mencegah hal tersebut terjadi. Namun, hubungan asmara yang sehat dilandaskan oleh kejujuran dan keterbukaan. Apabila Anda selalu dihantui rasa bersalah setelah selingkuh, atau ada masalah dengan pasangan yang menjadi pemicu Anda berselingkuh dan Anda ingin memperbaikinya, maka Anda harus segera membicarakannya dari hati ke hati. 3. Jika ingin berkata jujur, lakukan dengan benar Berkata jujur memang bukan hal yang mudah. Tetapi, selalu ada cara yang baik dan benar untuk menjelaskan perselingkuhan pada pasangan. Bicarakan masalah ini di tempat yang jauh dari keramaian. Akan lebih baik jika Anda dan pasangan berada di satu ruangan berdua. Kemudian, minta maaf dan katakan bahwa Anda merasa malu dan bersalah atas apa yang akan Anda ungkapkan pada pasangan. Akui semua kesalahan Anda dan tekankan pada pasangan bahwa perselingkuhan tidak akan terjadi lagi. Selain itu, beritahu apa saja rencana Anda untuk memperbaiki keadaan dan membangun kembali kepercayaan pasangan. 4. Terima bagaimanapun reaksi pasangan Anda Marah, kecewa, dan sedih yang teramat mendalam–mungkin itulah reaksi-reaksi yang akan pasangan Anda tunjukkan setelah kebenaran terungkap. Hargai dan hormati apapun reaksi pasangan Anda. Selain itu, pasangan mungkin akan mencecar Anda dengan berbagai pertanyaan. Hal ini wajar, mengingat pasangan pasti ingin tahu apa alasan Anda berkhianat, dengan siapa, kapan, dan detail lain mengenai perselingkuhan tersebut. 5. Hargai apapun keputusan pasangan Anda Selain menghargai reaksi pasangan, Anda juga harus menerima apa langkah selanjutnya yang ingin pasangan lakukan. Kemungkinan besar pasangan enggan melanjutkan hubungan dan meninggalkan Anda. Mau tidak mau, Anda harus menghargai keputusan tersebut, segera move on, dan terus menjalani kehidupan Anda seperti biasa. Namun, ada juga kemungkinan pasangan masih ingin berjuang bersama Anda untuk memperbaiki kembali hubungan yang ternodai perselingkuhan. Ini adalah pertanda bagus, tetapi jangan harap hubungan ini langsung kembali normal dalam waktu singkat. 6. Membangun kembali rasa percaya Cara lain untuk menghadapi rasa bersalah setelah selingkuh adalah dengan membangun kembali apa yang telah hancur, yaitu rasa percaya. Perlu Anda ketahui bahwa akan ada banyak perubahan dalam hubungan. Misalnya, pasangan akan menjadi lebih posesif, menuntut lebih banyak waktu bersama, sering berkomunikasi, hingga meminta akses ke akun media sosial Anda. Selama perubahan yang terjadi masih dalam batas wajar dan dapat membantu tumbuhnya kepercayaan pasangan, ikuti saja alurnya. Namun, jika Anda sendiri merasa privasi Anda terusik dengan cara-cara tersebut, inilah saatnya untuk menentukan apakah ini benar-benar hubungan yang Anda inginkan dengan pasangan Anda. 7. Perbaiki masalah-masalah yang belum tuntas Apabila ada masalah atau pemicu yang menyebabkan terjadinya perselingkuhan, maka Anda dan pasangan harus sama-sama berusaha memperbaikinya. Contohnya, perselingkuhan terjadi ketika Anda berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang. Bicarakan ini dengan pasangan, dan ceritakan bahwa ada kemungkinan perselingkuhan terulang kembali jika Anda masih sering mengonsumsi minuman keras. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar ingin berubah, seperti dengan menjalani rehabilitasi atau perawatan intensif. Dengan mendiskusikan ini bersama pasangan, dia akan memahami bagaimana Anda juga didera rasa bersalah setelah selingkuh, serta keseriusan Anda untuk mengubah diri sendiri dan hubungan dengannya.
Tetapi jika dia masih memiliki hasrat yang dia miliki untuk bermain dalam sepak bola, menikmati bola, dan setiap hari memiliki bola, Anda melihat matanya, betapa cerahnya mereka. “Ketika itu akan terjadi, Phil akan selalu ada di sana, dan di masa depan, dia akan pensiun, kita akan melihat apa yang telah dia lakukan, tetapi itu benar-benar
- Ketika terluka seseorang pasti akan merasakan sakit. Luka tak hanya muncul di fisik, tapi juga perasaan alias luka hati. Beberapa hal bisa membuat seseorang sakit hati, seperti putus cinta, dibenci oleh seseorang, mendapat hinaan, dan lain sebagainya. Ketika hati sakit, cara menyembuhkannya pun beda dengan saat seseorang terluka pada fisiknya. Ketika sakit hati, seseorang akan merasa terobati saat ada orang lain yang menghibur atau menemaninya untuk bangkit. Selain butuh seseorang untuk mengobati luka hati, membiarkan waktu terus berjalan hingga dirinya lupa dengan sakit hati juga menjadi salah satu cara. Dengan berjalannya waktu, sambil mencari motivasi dengan kata-kata bijak menyembuhkan luka hati, perasaan sakit tersebut pasti akan hilang secara perlahan namun pasti. Berikut 111 kata-kata bijak menyembuhkan luka hati, dirangkum dari berbagai sumber pada Rabu 13/10. Kata-kata bijak menyembuhkan luka hati dengan waktu. foto Instagram/ 1. "Waktu menyembuhkan kesedihan dan pertengkaran, karena kita berubah dan bukan lagi orang yang sama. Baik pelaku maupun yang tersinggung tidak lagi menjadi diri mereka sendiri." 2. "Waktu menyembuhkan segalanya dalam hidup, bersabarlah dan semuanya akan baik-baik saja." 3. "Suatu hari kamu akan bangun dan menyadari bahwa kamu seharusnya mencoba." 4. "Makin lama kamu berdansa dengan iblis, makin lama kamu tinggal di neraka." 5. "Ada waktu untuk berangkat, meski tidak ada tempat pasti untuk pergi." 6. "Aku tidak akan pernah menyesali kamu atau mengatakan aku berharap aku tidak akan pernah bertemu kamu. Karena sekali waktu kamu persis seperti yang kubutuhkan." 7. "Hanya waktu yang bisa menyembuhkan hatimu yang hancur. Seperti halnya hanya waktu yang dapat menyembuhkan lengan dan kakinya yang patah." 8. "Jangan buang waktu, tenaga, dan pikiran untuk hal yang sia-sia. Berfokuslah pada hal yang menjadikan dirimu bernilai." 9. "Jangan selalu katakan 'masih ada waktu' atau 'nanti saja'. Lakukan segera, gunakan waktumu dengan bijak." 10. "Waktu tak kan bisa diulang. Jangan kau habiskan waktumu bersama dengan orang hanya menyakitimu karena kamu akan menyesal kemudian." 11. "Penyesalan yang tak berguna adalah menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu. Gunakan waktumu dengan untuk hal yang bermanfaat." 12. "Waktu menyembuhkan segalanya dalam hidup, bersabarlah dan semuanya akan baik-baik saja." 13. "Waktu menyembuhkan hampir segalanya. Beri waktu." - Regina Brett 14. "Waktu menyembuhkan semua luka." - Mike Allred 15. "Waktu menyembuhkan." - Park Yeong-sook 16. "Waktu akan menyembuhkanku, waktu akan menyelamatkan jiwaku. Waktu akan menyembuhkanku, waktu akan membuatku utuh." - Everything 17. "Waktu menyembuhkan patah hati, tapi begitulah jalannya." - Skid Row 18. "Ada satu hal yang harus Anda percayai. Waktu menyembuhkan luka yang tidak bisa dilihat siapa pun." - Todd Rundgren 19. "Orang bilang waktu menyembuhkan segalanya. Luka maut berbeda. Mereka menghantui Anda." - Tarryn-Tanille Prinsloo 20. "Waktu menyembuhkan, dan pengalaman mengajarkan bahwa rahasia kebahagiaan ada dalam pelayanan kepada orang lain." - Charles Chaplin 21. "Waktu bisa menyembuhkan semua luka, tapi tidak menghapus bekas luka. - Jane Yolen 22. "Beberapa orang melihat bekas luka, dan itu menyakitkan yang mereka ingat. Bagi saya, itu adalah bukti dari fakta bahwa ada kesembuhan." - Linda Hogan 23. "Waktu menyembuhkan segalanya. Kadang-kadang kamu harus melalui rasa sakit dan patah hati itu sehingga kamu bisa pergi ke sisi lain dan menjadi yang teratas." - Christina Aguilera 24. "Jangan menunggu untuk memaafkan sampai kamu merasa ingin memaafkan; kamu tidak akan pernah sampai di sana. Perasaan membutuhkan waktu untuk pulih setelah pilihan untuk memaafkan dibuat." - Neil T Anderson 25. "Waktu tidak hanya menyembuhkan, waktu mengungkapkan." - Karen Salmansohn 26. "Saat yang menyakitkan dalam hidup kita adalah apa yang saya sebut sebagai krisis penyembuhan. Kita melepaskan sesuatu yang lama dan membuka sesuatu yang baru." - Shakti Gawain 27. "Waktu tidak menyembuhkan apa pun yang seharusnya membuat kita mampu melayani dengan lebih baik." - Peter De Vries 28. "Waktu menyembuhkan semua hal kecuali satu Waktu." - Cynthia Ozick 29. "Dikatakan bahwa waktu menyembuhkan semua luka. Yang benar adalah waktu tidak menyembuhkan apa pun. Itu berlalu begitu saja. apa yang kita lakukan selama berlalunya waktu itulah yang membantu atau menghalangi proses penyembuhan." - Jay Marshall 30. "Seseorang tidak dapat mengetahui kapan dia akan disembuhkan, jadi jangan mencoba untuk menetapkan batas waktu yang tepat. Iman, bukan waktu, yang akan menentukan kapan penyembuhan akan dilakukan." - Paramahansa Yogananda 31. "Penyembuhan adalah masalah waktu, tetapi terkadang juga masalah kesempatan." - Hipokrates 32. "Waktu menyembuhkan hampir segalanya. Tetapi, ketika Anda disembuhkan, kamu terlalu tua untuk menikmati." - Paulo Coelho 33. "Waktu menyembuhkan segalanya. Waktu mengoreksi segalanya. Waktu adalah solusi untuk setiap masalah, saya yakin. Banyak hal bisa terjadi seiring waktu. Yang harus ada hanyalah niat." - Mehcad Brooks 34. "Waktu menyembuhkan banyak luka, tetapi kehilangan ini menjadi kesedihan yang menentukan dalam hidupmu." - Claire Cook 35. "Mereka berkata bahwa waktu menyembuhkan segala sesuatu, mereka berkata kamu selalu bisa melupakan; tapi, senyuman dan air mata selama bertahun-tahun itu membuat hatiku terpelintir!" - George Orwell Kata-kata bijak menyembuhkan luka hati penuh makna. foto Instagram/_quotessederhana_ 36. "Untuk menyembuhkan luka, kamu harus berhenti menggaruknya." - Paulo Coelho 37. "Tidak pernah menderita, tidak akan pernah diberkati." - Edgar Allan Poe 38. "Bersyukurlah, meski Anda menderita. - Jordan Peterson 39. "Lebih baik mencintai dan kehilangan, daripada tidak pernah mencintai sama sekali." - Augustine of Hippo 40. "Terimalah penderitaan dan raih penebusan melaluinya - itulah yang harus Anda lakukan. - Fyodor Dostoyevsky 41. "Banyak hal yang menyebabkan rasa sakit yang akan menimbulkan kesenangan, jika kamu melihat manfaatnya. - Baltasar Gracian 42. "Dan setelah badai selesai, kamu tidak akan ingat bagaimana kamu berhasil melewatinya, bagaimana kamu berhasil bertahan. Kamu bahkan tidak akan yakin, apakah badai benar-benar sudah berakhir. Tapi, satu hal yang pasti, saat kamu keluar dari badai, kamu tidak akan menjadi orang yang sama yang masuk." - Haruki Murakami 43. "Rasa sakit tidak terlalu menyakitkan jika kamu berhenti menghindarinya." - Mel Robbins 44. "Kegagalan menyakitkan, tapi berlalu dengan cepat. Penyesalan menyakitkan selamanya." - Shane Parrish 45. "Tidak seorang pun dan tidak ada yang bisa membebaskanmu kecuali pemahamanmu sendiri." - Ajahn Chah 46. "Berhentilah lari dari rasa sakit. Sakit itu untuk mengajarimu sesuatu." - Justin Kan 47. Waktu adalah modal utama. Maka berbahagialah bagi siapaun yang pandai mengatur dan memanfaatkan waktu." 48. "Orang yang tidak memanfaatkan waktu secara optimal mirip dengan pribadi yang menyia-nyiakan hidupnya." 49. "Waktu takkan bisa terulang kembali, maka dari itu jangan pernah menyia-nyiakan waktu yang kamu punya saat ini." 50. Kesenangan cinta berlangsung sebentar. Rasa sakit cinta berlangsung seumur hidup." - Bette Davis 51. "Lebih baik mencintai dan kehilangan daripada tidak pernah mencintai sama sekali." - Alfred Lord Tennyson 52. "Dinding yang kita bangun di sekitar kita untuk menahan kesedihan, juga menahan kegembiraan." - Jim Rohn 53. "Ada satu rasa sakit, yang sering aku rasakan, yang tidak akan pernah kamu ketahui. Itu disebabkan oleh ketakhadiranmu." - Ashleigh Brilliant 54. "Ketika kamu berpikir kamu pertama kali jatuh cinta, saat itulah kamu menyadari bahwa kamu sedang jatuh cinta." - David Grayson 55. "Karena aku tidak bisa bersamamu sekarang, aku harus puas hanya dengan memimpikan kapan kita akan bersama lagi." - Susan Polis Schutz 56. "Jangan biarkan lukamu mengubahmu menjadi orang yang bukan dirimu." - Paulo Coelho 57. "Ketika orang lain membuatmu menderita, itu karena dia sangat menderita di dalam dirinya dan penderitaannya meluas. Dia tidak membutuhkan hukuman; dia membutuhkan bantuan. Itulah pesan yang dia kirimkan." - Thich Nhat Hanh 58. "Karena pengalaman sulitmu, kamu akan menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih berbelas kasih terhadap mereka yang mengalami kesulitan." - Haemin Sunim 59. "Belajarlah dari masa lalumu, tetapi jangan dikendalikan olehnya." - Mel Robbins 60. "Kamu tidak dapat menderita masa lalu atau masa depan karena mereka tidak ada. Apa yang kamu derita adalah ingatan dan imajinasimu." - Jaggi Vasudev Sadhguru Kata-kata bijak menyembuhkan luka hati dengan seseorang. foto Instagram/veddira21 61. "Menyembuhkan diri sendiri berhubungan dengan menyembuhkan orang lain." - Yoko Ono 62. "Kamu tidak dapat mengubah apa yang telah terjadi, jadi jangan buang waktumu untuk memikirkannya. Move on, lepaskan, dan lupakan." 63. "Maju, karena hidup tidak menunggu." 64. "Balas dendam terbaik adalah melanjutkan dan mengatasinya. Jangan memberi seseorang kepuasan melihatmu menderita." 65. "Masa lalu bukanlah tempat yang baik untuk hidup." 66. "Semuanya sembuh. Tubuhmu sembuh. Hatimu sembuh. Pikiran menyembuhkan. Luka sembuh. Hatimu memperbaiki dirinya sendiri. Kebahagiaanmu akan selalu kembali." 67. "Jangan merasa sedih atas seseorang yang menyerah padamu. Kasihanilah mereka karena mereka menyerah pada seseorang yang tidak akan pernah menyerah pada mereka." 68. "Tidak ada lagi air mata karena aku tidak kehilangan kamu, kamu yang kehilangan aku." 69. "Berhentilah menangisi dia, dan gunakan kekuatan itu untuk melupakannya." 70. "Jika kamu menghabiskan terlalu lama berpegang pada orang yang memperlakukanmu seperti pilihan, kamu akan kehilangan menemukan orang yang memperlakukanmu seperti prioritas." 71. "Lihatlah ke depan dan terus maju, tetapi tetaplah benar-benar di masa sekarang." - Sukan Sethi 72. "Sabar dan tegar; suatu hari nanti rasa sakit ini akan berguna bagimu." - Ovid 73. "Kita harus merangkul rasa sakit dan membakarnya sebagai bahan bakar untuk perjalanan kita." - Kenji Miyazawa 74. "Jangan memikirkan apa yang salah. Alih-alih fokus pada apa yang harus dilakukan selanjutnya." - Dimz Media 75. "Luka hati akan sembuh dengan sindirinya, ketika kamu sudah menemukan orang yang tepat." 76. "Belajarlah untuk bahagia sendirian agar kamu tahu bagaimana bahagia dengan orang lain." 77. "Betapa indahnya, berdiri tegak dan berkata, aku hancur dan aku selamat." 78. "Terkadang ketika kamu berada di tempat yang gelap, kamu berpikir bahwa kamu telah dikubur; tetapi, sebenarnya kamu telah ditanam." 79. "Seseorang dapat menghancurkan hatimu dan merusak harga dirimu. Tapi, jangan pernah memberi mereka kekuatan untuk mematahkan semangatmu." 80. "Jika kamu menghabiskan terlalu lama berpegang pada orang yang memperlakukanmu seperti pilihan, kamu akan kehilangan menemukan orang yang memperlakukanmu seperti prioritas." 81. "Manusia pemberani bukanlah seseorang yang tak pernah merasa takut, tetapi seseorang yang takut pada hal-hal yang seharusnya, pada waktu yang tepat, dengan cara yang benar." - Aristoteles 82. "Waktu sering kali dianiaya dengan menuduhnya 'tak ada' padahal sebenarnya ia hadir, hanya saja kita tidak mau menemuinya." - Quraish Shihab 83. "Butuh waktu untuk tertawa, tertawalah. Butuh waktu untuk menangis, menangislah. Itu manusiawi, setelah puas kembalilah fokus pada tujuan hidup." - Harry Slyman 84. "Waktu dan seseorang yang tepat adalah obat paling mujarab untuk menyembuhkan luka." 85. "Jika seseorang tetap tabah menghadapi kepahitan hidup yang hanya dalam waktu singkat, maka ia akan peroleh kebahagiaan dalam waktu yang panjang." - Thariq bin Ziyad Kata-kata bijak menyembuhkan luka hati bahasa Inggris. foto Instagram/__secret__crushhh_ 86. "All changes, even the most longed for, have their melancholy; for what we leave behind us is a part of ourselves; we must die to one life before we can enter another." - Anatole France Semua perubahan, bahkan yang paling dirindukan, memiliki kemurungannya; karena apa yang kita tinggalkan adalah bagian dari diri kita sendiri; kita harus mati untuk satu kehidupan sebelum bisa memasuki kehidupan lain. 87. "Don't cry because it's over, smile because it happened." - Dr. Seuss Jangan menangis karena ini sudah berakhir, tersenyumlah karena itu terjadi. 88. "What we call the beginning is often the end. And to make an end is to make a beginning. The end is where we start from." Apa yang kita sebut awal seringkali adalah akhir. Dan untuk mengakhiri adalah membuat awal. Akhir adalah tempat kita memulai. 89. "It's time to say goodbye, but I think goodbyes are sad and I'd much rather say hello. Hello to a new adventure." - Ernie Harwell Sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal, tetapi saya pikir perpisahan itu menyedihkan dan saya lebih suka menyapa. Halo untuk petualangan baru. 90. "It is hard but you have to say goodbye because to start a new chapter in life you have to end the previous chapter." Sulit tapi kamu harus mengucapkan selamat tinggal karena untuk memulai babak baru dalam hidup kamu harus mengakhiri bab sebelumnya. 91. "Goodbyes make you think. They make you realize what you've had, what you've lost, and what you've taken for granted." - Ritu Ghatourey Perpisahan membuatmu berpikir. Perpisahan membuatmu menyadari apa yang telah kamu miliki, apa yang telah hilang, dan apa yang telah kamu terima begitu saja. 92. "Thank you for teaching me what it feels like to fall in love. You are one of my favorite chapters and a lesson worth learning. Goodbye." Terima kasih telah mengajari saya bagaimana rasanya jatuh cinta. Anda adalah salah satu bab favorit saya dan pelajaran yang layak dipelajari. Selamat tinggal. 93. "To move forward in life you have to say goodbye if you can't say goodbye you will never able to move forward." Untuk maju dalam hidup kamu harus mengucapkan selamat tinggal jika kamu tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kamu tidak akan pernah bisa maju 94. "As much as I want you, I respect you. I respect that you want to part your ways. Though it breaks my heart saying this, goodbye love. You will always remain in my heart." Sebanyak aku menginginkanmu, aku menghormatimu. Aku menghormati bahwa kamu ingin berpisah. Meskipun hatiku hancur mengatakan ini, selamat tinggal cinta. Kamu akan selalu tetap di hatiku. 95. It is not ending it is the beginning so smile and say goodbye." Ini bukan akhir, ini adalah awal jadi tersenyumlah dan ucapkan selamat tinggal. 96. "We started with hello created some beautiful memories now we have to say goodbye, life is unpredictable." Kami mulai dengan halo menciptakan beberapa kenangan indah sekarang kami harus mengucapkan selamat tinggal, hidup tidak dapat diprediksi. 97. "I may be the one to end our bond, but you are the one who gave me reasons. Now I have no reasons to be with you or to protect our bond. Goodbye." Aku mungkin orang yang mengakhiri ikatan kita, tapi kamulah yang memberiku alasan. Sekarang aku tidak punya alasan untuk bersamamu atau untuk melindungi ikatan kita. Selamat tinggal. 98. "Love don't cost a thing except a lot of tears, a broken heart, and wasted years." Cinta tidak meminta bayaran apapun kecuali setumpuk air mata, hati yang hancur dan membuang waktu. 99. "Today, we may be taking different roads but deep in my heart, I will save your memories deep down inside. Till then, goodbye." Hari ini, kita mungkin memilih jalan yang berbeda namun di dalam hatiku, aku akan menyimpan semua kenanganmu jauh di sana. Sampai nanti, sampai jumpa. 100. "Bidding farewell is not easy for me, but I will always want the best for you! May your life goes easy on you." Memberikan perpisahan adalah hal yang tidak mudah untukku, namun aku akan selalu menantikan yang terbaik bagimu! Semoga kehidupanmu semakin baik." 101. "Love can sometimes be magic but magic can sometimes just be an illusion." Terkadang cinta adalah sebuah keajaiban, tetapi terkadang juga hanya sebuah ilusi 102. "It takes a strong heart to love, but it takes an ever stronger heart to continue to love after it's been hurt." Dibutuhkan hati yang kuat untuk mencintai, tetapi dibutuhkan hati yang lebih kuat untuk terus mencintai setelah terluka. 103. "Hardest thing in the world is fixing a heart you didn't break by yourself." Hal tersulit di dunia adalah memperbaiki hati yang tidak engkau hancurkan sendiri. 105. "A heartbreak is a blessing from God. It's just his way of letting you realize He saved you from the wrong one." Patah hati adalah berkah Tuhan. Itu adalah cara Tuhan menyelamatkanmu dari orang yang salah. 106. "Forget who hurt you yesterday, but don't forget who loves you tenderly today." Lupakan siapa yang menyakitimu kemarin, tapi jangan lupakan siapa yang mencintaimu dengan sungguh-sungguh saat ini. 107. "God can heal a broken heart, but He has to have all the pieces." Tuhan dapat menyembuhkan hati yang remuk, tetapi Tuhan memiliki semua pecahannya. 108. "Moving on is simple, it's what you leave behind that makes it so difficult." Melanjutkan hidup kembali itu mudah, yang sulit adalah meninggalkan masa lalu. 109. "Your life is as good as your mindset." Hidupmu sebaik pola pikirmu 110. "Life is a journey to be experienced, not a problem to be solved." - Winnie The Pooh Hidup adalah sebuah perjalanan yang bisa dijadikan pengalaman bukan sekedar masalah yang harus diselesaikan 111. "Love yourself instead of loving the idea of other people loving you." Mencintai diri sendiri lebih penting daripada mencintai ide agar orang lain mencintaimu brl/pep Recommended By Editor 95 Kata-kata mutiara keluarga sederhana dan bahagia, penuh makna 105 Kata-kata kecewa karena tidak dihargai, singkat dan menyentuh hati 85 Kata-kata bijak untuk mahasiswa, semangat kuliah dan raih cita-cita 101 Kata-kata mutiara tentang berproses dalam hidup, makin bijaksana 101 Kata-kata bijak berdamai dengan diri sendiri, bikin tenang 105 Kata-kata bijak kehilangan sahabat, bantu pulihkan duka
MaduUntuk Istriku Katakan Semuanya 2. Tari menunggu Wahyu dengan perasaan gelisah. Ada banyak hal yang mengganggu pikirannya. Dia takut tapi juga tak bisa melakukan semua itu sendiri. Dia butuh orang lain saat seperti ini.Tari berbenah dengan perasaan hancur.
Aku sungguh tidak tau dengan apa yang kamu rasakan saat ini. Apa rasa cinta itu masih ada atau sudah terkikis dan mulai hilang. Ahh, kamu pasti marah kalau hal ini aku katakan langsung dan kita akan memulai pertengkaran yang lain lagi. Aku berharap apa yang aku rasakan salah. Rasa itu sudah mulai hilang, dan kamu tidak bahagia dengan aku. TITIK!!! Ya itu yang aku rasakan. Besok adalah salah satu hari yang aku tunggu. Tapi bahkan kamu sama sekali tidak mengucapkan apa-apa. Memberi semangat atau menenangkan aku yang sedang merasa tegang memikirkan besok. Yah, itu cuma hal biasa. Atau malah tidak penting. Tapi dulu, kamu adalah satu-satunya orang yang selalu memberi semangat tiap ada acara di sekolah. Lalu kemana kamu yang dulu? Dan kamu akan menjawab sudahlah, jangan bawa yang dulu-dulu. Inilah yang paling aku benci. Tuhan seakan-akan memberikan kebahagiaan, lalu menampar aku dengan mengambil semua itu. Mungkin ini karma yang harus aku terima. Yasudahlah. Aku sudah terbiasa untuk diabaikan. Bahkan diabaikan oleh orang yang aku sayangi. Kadang aku merasa kamu sama sekali tidak suka dengan kehadiranku. Seakan-akan kamu tidak ingin didekati. Tapi jika dengan orang lain, kamu merasa nyaman. Seperti tadi malam di telp, saat cuma kita berdua yang berbicara, seakan-akan kamu jadi malas bicara, seakan-akan kamu lebih ingin cepat-cepat supaya telp itu aku sambungkan dengan Sam dan Choss. Dan seakan tombol diputar, kamu langsung menjadi orang yang berbeda. Orang yang banyak bicara. Sakit rasanya kalau ingat bagaimana kamu membuat jarak. Bagaimana kamu merasa tidak nyaman dengan kehadiranku. Kalau kamu memang sudah tidak mau aku ada dalam hidup kamu, dan kamu juga merasa terganggu dengan kehadiranku. Lebih baik pergi. Ya, pergi meninggalkan aku. Cari kebahagiaan untuk dirimu sendiri, dapatkan kenyaman yang pernah kamu rasakan sebelum kamu mengenal aku. Tidak, aku tidak akan membencimu. Aku justru akan semakin menyakitimu kalau harus memaksakan kamu tetap ada disisiku. Aku justru semakin tersiksa membayangkan kamu harus berpura-pura memiliki rasa yang sebenarnya kamu sendiri tidak tau masih memiliki rasa itu atau tidak. Aku juga tidak pernah menyesal karna sudah mengenalmu. Aku justru merasa senang. Karna aku tidak pernah merasa bahagia dalam menjalin hubungan sebelumnya. Aku bahagia karna sudah mengenalmu, aku bahagia karna kamu sudah mengijinkan aku untuk masuk dalam hidupmu. Maaf karna aku tidak pernah membuatmu bahagia. Ingat apa yang kamu tulis di Sepoci Kopi? “Ketakutan pasangan saya adalah dia tidak bisa membahagiakan saya” dan kamu mengatakan kalau kamu bahagia dengan saya yang terasa dekat dengan kamu walaupun jarak yang ada sangat jauh. Lihat? Aku bahkan pada saat diawal sudah mengatakan kalau aku tidak bisa membuatmu bahagia. Dan sekarang lihat. Kamu tidak bahagia. Maaf untuk semua rasa tidak bahagia yang kamu rasakan selama kamu bersamaku. Sayang, kalau suatu saat kamu menemukan orang yang bisa membuatmu bahagia bahkan sangat bahagia melebihi rasa bahagia yang kamu rasakan pada saat awal kita menjalin hubungan. Katakan langsung padaku, aku akan mundur. Aku akan memberi jalan untuk kamu mendapatkan kebahagiaanmu. Tidak ada yang lebih penting untukku selain rasa bahagiamu. This entry was posted in Gloomy, Jejak Kita. Bookmark the permalink.

baik semua ini adalah keniscayaan, hanya saja kalian tidak mengenalinya. Suatu Fa dipublikasikan, jika tidak ada cobaan penderitaan baginya, tidak ada keagungan De yang ditinggalkan olehnya bagi generasi selanjutnya, saya katakan itu adalah Fa sesat. Tidak punya kemuliaan apa pun, tidak ada yang patut disyukuri, tidak

Walaupunsudah putus, perasaan cinta kadang masih ada di hati manusia. Hal ini pun bisa terjadi pada pasangan Anda. Ia kadang masih terngiang-ngiang dengan mantan pacarnya sehingga mengabaikan keberadaan Anda. Menghadapi cowok yang belum bisa move on seperti ini jelas bikin sakit hati. Namun, semuanya ada di tangan Anda.
. 149 300 445 30 248 467 430 136

katakan semua rasa itu masih ada